Seli atau yang lebih dikenal sebagai sepeda lipat sebenarnya bukan barang baru lagi. Namun sepeda yang pernah menjadi tren di tahun delapan puluhan ini, kini kembali banyak diminati masyarakat. Mereka pun kini tertarik untuk membuat komunitas seli.
Sekilas, sepeda-sepeda ini tidak berbeda dengan banyaknya sepeda yang ada di jalanan. Sekilas tak ada yang istimewa. Berkeliling di jalanan dengan mengendarai sepeda jenis ini, tidak akan banyak mengundang perhatian orang di sekitar.
Namun, sepeda yang satu ini akan terlihat istimewa dan menarik saat berhenti. Keunikan dan kesan mewah akan tampak tatkala sepeda ini mulai dilipat-lipat.
Saat ini memang telah banyak sepeda yang dapat dijinjing dengan satu tangan saja. Namun, untuk sepeda yang satu ini berbeda. Selain dapat dijinjing dengan satu tangan, sepeda ini dapat dilipat-lipat, hingga tidak akan ada kesan menimbulkan barang yang besar, berat serta menghabiskan tempat. Seli-panggilan akrab sepeda lipat, ini berukuran sebesar koper jinjing yang siap dibawa kemana mana dan dapat ditaruhkan di bagasi mobil atau bahkan dibawa ke atas alat transportasi seperti kapal dan bis kota.
Para pecinta seli ini, semakin lama semakin banyak jumlahnya. Mereka pun tak segan untuk membentuk komunitas tersendiri, sebagai pecinta Seli ini. Seperti para pecinta Seli wilayah Jogja, Semarang dan Solo ini. Mereka kini telah menjadi suatu komunitas baru, komunitas sepeda lipat. Mereka pun tak canggung untuk bepergian ke luar kota hanya untuk sekedar bersepeda santai keliling kota, hingga berwisata kuliner di beberapa kota, seperti di Solo malam minggu lalu, (11/10).
Menurut Dian, salah seorang anggota komunitas Seli asal Solo, keberadaan Seli harus mendapat perhatian dari pemerintah kota karena selain ramah lingkungan, keberadaan seli ini akan dapat mengurangi kemacetan di jalanan perkotaan. Selain itu, Seli juga dapat dibawa ke manapun tanpa khawatir akan menghabiskan tempat.
Namun demikian, keberadaan Seli ini belum sepenuhnya dapat diterima di semua kalangan masyarakat, terlebih saat dibawa ke atas sarana transportasi, seperti kereta api Prameks jurusan Jogja- Solo. Sebagian komunitas Seli ini pernah dipersulit saat hendak bepergian dengan kereta api tujuan Jogja hanya karena membawa Seli.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar